Jumat, 02 Desember 2011

" Tidak "

Aku benci untuk memulai sesuatu, karena sesuatu yang dimulai, akan selalu ada akhirnya. Seperti apa yang mungkin terjadi pada kita sekarang.

Kau bersikukuh mengatakan bahwa akhir dari semua ini adalah kebetulan, kebetulan saja kau hilang. Mengapa disebut kebetulan, karena menurutmu kata itulah yang melukiskan tidak adanya intervensi manusia atas sebuah perkara.

Tapi menurutku tidak.

Tidak ada yang namanya kebetulan, manusia yang mebuat menbuat kesempatan dari sebuah perkara.

It needs two to tango.

“ Jadi kita mau udahan ? “ tanyaku.

“ Hmm, sebaiknya begitu. “

Pertanyaannya adalah, sebaiknya untuk siapa ? Untukmu ?

“ Well then, we broke up “

Akhirnya kau mendapatkan persetujuan, untuk kebaikanmu sendiri. Kenapa ? karena aku memikirkanmu. Bagaimana jika keadaannya dibalik ? aku mengatakan “ tidak “, apakah kau akan menyetujui untuk kebaikanku ? Tidak akan.

Pernyataan menggambarkan kenyataan. “ Sebaiknya kita udahan “ adalah pernyatan yang kau pilih dari “ Apa yang salah dari hubungan kita ? “ , “ Banyak hal yang harus diperbaiki “, “ Kita butuh waktu lebih untuk mengerti “, “ Kita harus mulai saling introspeksi “ dan berbagai pernyataan lain yang mungkin kau pilih. Menggambarkan keinginan pergi jauh yang sangat besar, hingga menepis fakta bahwa faktor – faktor yang mendorongmu pergi, mugkin saja masih bisa diperbaiki. Bila opsi rasional ini saja tidak terlintas di pikiramu, maka pertimbangan irrasional yang condong untuk kebaikanku adalah sesuatu yang tidak mungkin ada.

One moment of weakness, doesn’t define a character.

Inilah yang kan terjadi ketika kamu memutuskan untuk memulai sesuatu, kamu akan menemukan banyak alasan untuk mengakhirinya. Karena manusia dan dunia berubah setiap harinya, alasan – alasan itu mudah terkikis oleh waktu. Karena kamu juga akan banyak menemukan perbandingan yang lebih di diri orang lain dalam pemenuhan alasan tersebut.

Inilah sebabnya, ketika kau selalu bertanya,

“ Kenapa memilih aku ? “

Aku tidak menemukan jawaban lain selain “ Tidak tau “

Aku tidak pernah tahu kapan dan kenapa perasaan ini bermulai, maka akulah yang tetap ada meski segalanya berubah. Karena aku tidak tau, situasi macam apa yang mebuatku bersamamu, maka aku tidak mengenal situasai apa yang mungkin akan membuatku meninggalkanmu. Yang aku tau, aku hanya ingin bersamamu, tanpa jika, tanpa karena, tanpa tapi, tanpa sejak, dengan selamanya.

Sekarang aku berubah pikiran, aku hanya ingin bersamamu,

Jika,

Karena,

Sejak,

Tapi,

Kau menginginkanku, dengan selamaya.

Kenyataannya ? Tidak.

1 komentar:

dhealrs mengatakan...

hmmm

Posting Komentar